Ahmad Junaidi menjadi salah satu terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Jakarta dan Bekasi. Ahmad diketahui terlibat dalam perakitan bom aseton peroksida (TATP). Pengakuan itu diungkapkan Ahmad Junaedi dalam video yang tersebar di kalangan awak media. Dalam video itu, Ahmad mengaku pertama kali terjerumus dalam lingkaran aktivitas teroris itu saat mengikuti jamaah pengajian Yasin Walatif.
"Saya tergabung dalam jamaah pengajian Yasin Walatif di bawah pimpinan Habib HH Condet dan diadakan setiap malam Jumat bergilir ke rumah rumah semua anggota. Jamaah pengajian," kata Ahmad. Usai kajian keagamaan, kata Ahmad, pembahasan pun berganti mengenai isu keadaan negara. Yang paling disoroti, protes terhadap negara yang mulai dikuasai oleh Tiongkok. "Setelah kajian kami banyak membahas tentang keadaan negara yang sudah dikuasai oleh Tiongkok, masalah tenaga kerja, kekayaan alam serta kekuatan industri telah dikuasai oleh Tiongkok," ujar dia.
Ia menyatakan pihaknya kemudian diajak melakukan pelacakan terhadap industri Tiongkok yang berada di Indonesia. Tujuannya, tempat itu menjadi salah satu target untuk aktivitas terornya. "Akhirnya teman saya yang bernama Bambang dan Agus memberikan semangat untuk mengajak melakukan pelacakan di industri industri Tiongkok yang berada di Indonesia," kata dia. Dalam kesempatan itu, Ahmad juga mengaku tergabung sebagai simpatisan FPI. Dia baru bergabung sejak Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia.
"Saya Ahmad Junaidi, salah satu anggota simpatisan FPI sejak Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia," ujar dia.